Elizabeth J. Lawrence, Craig A. Mandato*
Department of Anatomy and Cell Biology, McGill
University, Montreal, Quebec, Canada
Abstrak
Mitochondria are
dynamic organelles with multiple cellular functions, including ATP
production, alcium buffering, and lipid
biosynthesis. Several studies have shown that mitochondrial positioning is
regulated by the cytoskeleton during cell division in several eukaryotic
systems. However, the distribution of mitochondria during mammalian cytokinesis
and whether the distribution is regulated by the cytoskeleton has not been
examined. Using live spinning disk confocal microscopy and quantitative
analysis of mitochondrial fluorescence intensity, we demonstrate that
mitochondria are recruited to the cleavage furrow during cytokinesis in HeLa
cells. After anaphase onset, the mitochondria are recruited towards the site of
cleavage furrow formation, where they remain enriched as the furrow ingresses
and until cytokinesis completion. Furthermore, we show that recruitment of
mitochondria to the furrow occurs in multiple mammalian cells lines as well as
in monopolar, bipolar, and multipolar divisions, suggesting that the mechanism
of recruitment is conserved and robust. Using inhibitors of cytoskeleton
dynamics, we show that the microtubule cytoskeleton, but not actin, is required
to transport mitochondria to the cleavage furrow. Thus, mitochondria are
specifically recruited to the cleavage furrow in a microtubule-dependent manner
during mammalian cytokinesis. Two possible reasons for this could be to
localize mitochondrial function to the furrow to facilitate cytokinesis and /
or ensure accurate mitochondrial inheritance.
Pendahuluan
Sitokinesis
adalah tahapan akhir dari pembelahan sel dan menghasilkan dua anakan sel yang
sama. Beragam bagian dari sel turut serta dalam proses pembelahan dari mulai
pembentukan lekukan awal hingga akhirnya sitokinesis berakhir. Mitokondria
adalah organel yang memproduksi ATP. Mitokondria merupakan organel yang dinamis
pada sel-sel eukariot sehingga memungkinkan untuk berubah kedudukan pada
saat-saat tertentu. Beberapa studi menunjukkan bahwa mitokondria dikendalikan
oleh sitoskeleton. Meskipun demikian, belum diketahui bagaimana lokasi spesifik
mitokondria selama pembelahan sel serta jenis sitoskeleton apa saja yang
berperan. Studi ini bertujuan untuk mengamati distribusi mitokondria selama
sitokinesis pada kultur sel mamalia menggunakan mikroskop konfokal serta
mengamati peran aktin dan mikrotubulus dalam menentukan posisi mitokondria
selama pembelahan sel.
Material
dan Metode
Kultur sel dan Drug Treatments
Sel
mamalia dipelihara pada suhu 37 derajat dengan oksigen 5% pada inkubator dengan
media yang mengandung 10% FBS dan 2 nM. Sel HeLa, Ptk2, dan Vero ditumbuhkan di
MEM ssedangkan C2C12 ditumbuhkan dii DMEM. Untuk mewarnai mitokondria, sel
hidup diinkubasi 30 menit dengan nM MitoTracker Red CMX Ros atau MitoTracker
Green dalam keadaan gelap. Drug treatment untuk aktin sel diberikan media
dengan 0,1% DMSO (sebagai kontrol), 100 nM Lantrunculin A atau 500 nM
Jasplakinolide. Drug treatment untuk mikrotubulus digunakan media 0,1% DMSO
(sebagai kontrol), 20µM Nocodazole atau 10µM Taxol. Sel dengan spindel
monopolar dipelihara pada inkubasi dengan 100µM Monastrol selama 2 hingga 12
jam dan anafase diinduksi dengan penambahan 30µM Purvalanol.
Immunofluoresen
Sel
difiksasi dengan 3,2% paraformaldehid di PBS selama 15 menit. Sebelum perlakuan
antibodi, sel dipermeabilisasi dengan PBS yang berisi 0,1% Triton X-100 dan
diblok dengan 2% BSA dalam PBS selama 30 menit. Sel diinkubasi pada suhu 4oC
semalaman dan selama 45 menit pada suhu ruangan dengan antibodi. F-aktin
diwarnai dengan Phalloidin 488 dan DNA diwarnai dengan DAPI.
Pengamatan Mikroskop
dan Penggambaran
Gambar
diperoleh dengan menggunakan Confocal LSM 510 META Confocal System pada Zeiss
Axiovert 200M inverted microscope. Untuk pengamatan hidup, sel HeLa ditumbuhkan
pada glass-bottom dishes 35 mm dan dipelihara pada media MEM bebas fenol pada
suhu 37oC dan CO2 5%.
Analisis Gambar dan
Statistik
Intensitas
flouresen pada lima tahapan pembelahan sel dikuantifikasikan. Tahapan
pembelahan tersebut adalah metafase, anafase, sitokinesis awal, sitokinesis
tengah, dan sitokinesis akhir. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan
F-Test (ᾳ=5%).
Hasil
Sel
HeLa dengan pewarnaan MitoTracker Red yang digunakan untuk mengamati
mitokondria menunjukkan bahwa mitokondria melokalisasi celah pembelahan dan
mengosongkan kutub sel pada pembelahan sel mamalia. Hasil analisis flouresensi
mitokondria menunjukkan bahwa polarisasi mitokondria dari kutub ke area celah
pembelahan mengalami peningkatan pada setiap kenaikan fase pada lima fase
pembelahan.
Distribusi
mamalia pada sitokinesis berbeda dari ER, Golgi, dan Lisosom. Sel HeLa dengan
pewarnaan MitoTrackerRed, ER dengan anti-GRP-170, golgi dengan anti-Golgin-97,
lisosom dengan (anti-Lamp-1), dan DNA dengan DAPI. Sama seperti hasil
sebelumnya, mitokondria menempati pagian celah pembelahan dan berkurang pada
bagian kutub sel. ER terdistribusi di seluruh sitoplasma kecuali area yang
ditempati oleh kromosom. Golgi terdispersi di sitoplasma namun paling banyak di
daerah kutub spindel. Lisosom terlokalisasi di area tengah mikrotubulus dan
kutub spindel.
Mitokondria
melokalisasi celah pembelahan pada pembelahan multipolar dan monopolar. Pada
kultur sel HeLa, pengamatan mitosis sel tripolar dan tetrapolar. Pada
pembelahan multipolar tersebut, mitokondria terakumulasi pada setiap celah
pembelahan.
Sitoskeleton
aktin tidak diperlukan untuk penautan mitokondria ke celah pembelahan. Penggunaan
inhibitor aktin berupa Latrunculin atau Jasplakinolide untuk mendepolarisasi
atau menstabilkan aktin menjukkan mitokondria berpindah dari kutub ke area
ekuator. Sedangkan Jasplakinolide mitokondria menempati ekuator dan
mengosongkan area kutub sehingga aktin tidak berpengaruh signifikan pada
pergerakan mitokondria.
Mikrotubulus
mengatur penempatan Mitokondria ke celah pembelahan. Perlakuan Nocodazole dan
Taxol menunjukkan bahwa perlakuan pada mikrotubulus mengurangi akurasi
penempatan mitokondria
Kesimpulan
Mitokondria ditarik ke
celah pembelahan dan jauh dari kutub sel selama sitokinesis pada sel mamalia
dengan menggunakan mekanisme microtubule-dependent.
Posisi mitokondria oleh mikrotubulus membantu akurasi pembagian mitokondria
ke sel anakan selama sitokinesis. Selain itu, lokalisasi mitokondria di daerah
celah pembelahan mungkin memfasilitasi sitokinesis dengan meningkatkan
aktifitas mitokondria. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan
mekanisme molekuler dari celah pembelahan pada sitokinesis.