Transport Protein pada Membran Mitokondria

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Membran pada sel memiliki fungsi sebagai pelindung sekaligus pintu gerbang keluar masuknya zat dari dan ke dalam sel. Sel eukariotik dikenal sebagai sel yang memiliki sistem organisasi lingkungan internal yang rapih dengan adanya sistem membran di dalamnya. Pada sel eukariotik, membran juga dimiliki oleh organel mitokondria yang berada di dalam sel. Membran pada mitokondria merupakan membran ganda -yaitu membran dalam dan membran luar organel- yang membungkus struktur mitokondria.
Mitokondria sebagai organel semiotonom -karena memiliki materi genetik- memiliki keterbatasan dalam menghasilkan protein yang diperlukan dalam proses respirasi. Sebagai konsekuensi dari hal tersebut, mitokondria harus memasukan protein tertentu yang dihasilkan oleh gen kromosomal pada inti sel. Mekanisme transportasi protein tersebut melibatkan membran mitokondria sebagai fasilitatornya. Hal ini menarik untuk dipelajari sebab mitokondria adalah organel yang penting dalam respirasi internal sel.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dapat dirumuskan pertanyaan berikut, “Bagaimana sistem transport protein yang terjadi pada membran ganda mitokondria?”
C.    Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sistem transport protein yang terjadi pada membran mitokondria.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Membran merupakan bagian yang membatasi suatu lingkungan dengan lingkungan lain. Membran pada sel berfungsi untuk membatasi lingkungan internal sel dan lingkungan eksternal sel. Pada organel, membran berfungsi untuk memisahkan lingkungan internal organel dengan lingkungan sitoplasma.
Mitokondria merupakan organel sel yang memiliki membran ganda. Membran mitokondria terdiri atas membran luar dan membran dalam. Keberadaan membran ganda ini membuat mitokondria memiliki dua daerah yaitu daerah ruang antar membran dan daerah di dalam membran dalam yang berisi matriks mitokondria. Pada prinsipnya, membran mitokondria tersusun atas komponen dasar yang sama dengan membran sel, yaitu fosfolipid. Meskipun demikian, membran dalam dan membran luar mitokondria memiliki asesoris yang berbeda sehingga terdapat beberapa fungsi yang berbeda pula pada keduanya. 
A.    Struktur Membran Mitokondria
Membran luar pada mitokondria berperan dalam membatasi lingkungan sitoplasma dengan ruang antar membran mitokondria sedangkan membran dalam mitokondria berperan membatasi ruang antar membran dengan bagian matriks mitokondria. Selain perbedaan fungsi tersebut, membran ganda pada mitokondria memiliki perbedaan komponen protein asesoris sehingga menambah kekhususan fungsi masing-masing membran.
 1.      Membran luar mitokondria
Membran luar mitokondria merupakan komponen fosfolipid bilayer yang memisahkan ruang antar membran mitokondria dengan lingkungan sitoplasma. Seperti halnya membran plasma pada sel eukariot pada umumnya, fungsi utama dari membran luar mitokondria adalah untuk mengatur apa yang masuk dan keluar dari mitokondria. Pada membran luar mitokondria, diketahui bahwa perbandingan antara protein yang terintegrasi pada membran dengan fosfolipid bilayer sebesar 1:1 (Gauthier, www.study.com). Protein-protein tersebut adalah bagian yang bertanggungjawab untuk mengatur keluar masuknya zat pada mitokondria.
Banyak protein yang diperlukan oleh mitokondria disintesis di luar mitokondria. Oleh sebab itu, membran luar mitokondria memiliki bagian yang dapat digunakan untuk mengatur transportasi protein ke dalam mitokondria.
Pada transportasi molekul protein yang kecil, membran luar mitokondria memiliki porin yang mengatur keluar masuk protein tersebut. Sedangkan untuk protein yang besar, membran luar mitokondria memiliki TOM (translocase of the outer membrane) yang mengatur transportasi protein tersebut. Membran luar mitokondria terkadang juga berasosiasi dengan retikulum endoplasma. Hal ini untuk memudahkan transportasi materi dari retikulum endoplasma ke dalam mitokondria.
2.      Membran dalam mitokondria
Membran dalam mitokondria bersifat permeabel untuk oksigen, karbondioksida, dan air. Permukaan membran dalam mitokondria ini sangat komplek dengan adanya beragam protein enzim sesuai perannya dalam mekanisme transport elektron dan fosforilasi oksidatif. Membran dalam mitokondria memiliki lekukan-lekukan krista yang khas. Lekukan krista tersebut berperan penting dalam memperluas permukaan sehingga transport elektron dan fosforilasi oksidatif memiliki ruang yang lebih luas untuk dilaksanakan.
B.     Mekanisme Transfer Protein Melalui Membran Mitokondria
Transport protein pada mitokondria adalah hal yang sangat penting mengingat bahwa mitokondria tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan protein hanya dengan mensintesisnya sendiri dari DNA mitokondria. Oleh sebab itu, mitokondria memerlukan protein yang dikodekan oleh DNA kromosomal.
1.      Pengenalan prekursor protein spesifik
Protein yang akan dimasukan ke dalam mitokondria biasanya merupakan hasil sintesis protein oleh ribosom yang berada di area sitoplasma. Berbeda dengan protein yang kemudian mengalami postranslasi melalui retikulum endoplasma, protein untuk mitokondria biasanya berbentuk protein prekusor. Protein prekusor dengan struktur tersier yang stabil tidak dapat melintasi membran mitokondria. Oleh sebab itu, saat sebelum dan sedang ditranslokasi protein harus berada dalam bentuk tidak terlipat. Dalam hal ini maka protein prekursor berinteraksi dengan protein chaperone sehingga bentuknya tetap terjaga tanpa mengalami pelipatan.
Pada bagian N-terminus dari protein prekusor biasanya dilengkapi dengan sekuens signal. Sekuens signal ini juga biasa disebut dengan preprekursor, berupa pemanjangan asam amino di bagian N-terminus. Sekuens signal ini diperlukan sebagai penanda yang berikatan dengan protein chaperone dalam sitosol yang kemudian akan mengantarnya pada mitokondria, juga penanda bagi molekul reseptor pada membra mitokondria. Ciri lain dari protein prekursor yang akan dimasukan ke dalam mitokondria yaitu seringkali memiliki struktur yang amphiphilik dengan adanya struktur bermuatan positif dan bermuatan negatif (Pfanner & Walter, 1989). Dengan adanya signal dari preprekursor ini kemudian molekul reseptor pada membran luar mitokondria dapat mengenali sekuens protein untuk kemudian ditranslokasikan ke dalam mitokondria.
2.      Translokasi protein prekusor melintasi membran mitokondria
Translokasi protein pada membran mitokondria difasilitasi oleh protein-protein translokator yang berada di membran. Bagian preprekursor protein akan dikenali oleh reseptor pada membran luar mitokondria yang berikatan dengan protein translokator membentuk suatu kompleks (Neupert, 1994), hal tersebut terlihat pada nomor 1 Gambar 1. Pada membran luar mitokondria terdapat kompleks protein membran TOM sedangkan pada membran dalam mitokondria terdapat kompleks membran TIM23 dan TIM22 (Gambar 2).

Gambar 2. Mekanisme Transport Protein pada Membran Mitokondria (Oliver Schmidt , Nikolaus Pfanner & Chris Meisinger, 2010)
Pada prinsipnya protein memasuki matriks mitokondria setelah berhasil melewati membran ganda mitokondria. Protein prekursor dapat melintasi kedua membran mitokondria secara bersamaan. Pada membran luar mitokondria, protein memasuki ruang antar membran melalui kompleks TOM. Saat mencapai ruang antar membran maka protein kemudan berikatan dengan kompleks TIM dan membuka channel pada kompleks TIM untuk kemudian mencapai matriks mitokondria (nomor 2 Gambar 2). Meskipun kompleks TOM dan TIM seringkali bekerja secara simultan dalam translokasi protein, keduanya dapat bekerja secara independen. Oleh sebab itu, setelah melewati channel TOM, protein prekursor dapat menggunakan kompleks yang berbeda pada membran dalam mitokondria.
TIM 23 berperan dalam mentransfer materi yang memang ditujukan untuk matriks. Beberapa protein dilepaskan secara lateral dari TIM 23 ke daerah hidrofobik di membran dalam mitokondria (nomor 3 Gambar 2).  Salah satunya adalah transfer protein ke bagian MIA. Bagian MIA berfungsi mengendalikan mekanisme import dan pelipatan oksidatif dari protein-protein intermembran (nomor 5 Gambar 2). Protein dari kompleks TIM 23 yang mencapai matriks mitokondria biasanya kemudian mengalami pemrosesan lebih lanjut berupa pemotongan sekuens signal (preprekursor) serta mengalami proses pelipatan tertentu untuk membentuk fungsinya di dalam matriks mitokondria.
Pada nomor 6 Gambar 2, kompleks chaperone Tim9-Tim10 mentransfer prekusor protein melalui ruang intermembran ke kompleks SAM. Protein tersebut kemudian menjadi protein beta barrel pada membran luar. Prekursor protein beta barrel juga dapat ditranslokasikan pada membran luar mitokondria tanpa melalui kompleks TOM, akan tetapi melalui protein MIM (nomor 8 Gambar 2). Selain itu, protein dari Tim 9-Tim10 juga dapat ditransfer ke kompleks TIM 22 untuk ditranslokasikan menjadi protein pada membran dalam mitokondria.
Beberapa protein prekursor yang disintesis di dalam matriks mitokondria juga terkadang ditranslokasikan sebagai bagi dari membran dalam mitokondria. Sama halnya dengan protein  prekursor dari luar mitokondria, struktur protein prekursor yang dihasilkan oleh mitokondria harus dalam bentuk yang tidak mengalami pelipatan (nomor 9 Gambar 2). Dalam hal ini, protein hsp70 di dalam matriks mitokondria pula yang berperan menjaga struktur protein. Protein prekursor tersebut kemudian mengalami pemrosesan lebih lanjut sesuai dengan perannya pada membran mitokondria (nomor 4 Gambar 2).
BAB III
PENUTUP
Mitokondria memerlukan protein produk gen kromosomal untuk aktifitasnya. Protein tersebut ditransfer dalam bentuk  prekursor protein yang tidak dilipat, sehingga memerlukan bantuan protein chaperone untuk menjaga strukturnya tidak terlipat. Protein prekursor ditranslokasikan melalui membran luar dan membran dalam mitokondria dengan bantuan protein membran. Kompleks protein utama pada membran luar berupa kompleks TOM, sedangkan pada membran dalam berupa kompleks TIM22 dan TIM23.
Protein yang dihasilkan oleh mitokondria sendiri juga terkadang ditranslokasikan keluar dari matriks mitokondria. Translokasi ini juga memerlukan struktur protein yang tidak terlipat. Kompleks protein yang diperlukan untuk melintasi membran dalam mitokondria berupa kompleks OXA. Di ruang antar membran, protein tersebut kemudian diproses lebih lanjut dan ditranslokasikan untuk memenuhi keperluan mitokondria.

DAFTAR PUSTAKA
Nicholas gauthier. Mitochondrial Outer Membrane: Definition & Overview. Online, http://study.com/academy/lesson/mitochondrial-outer-membrane-definition-lesson-quiz.html diakses 7 Januari 2016
Bruce Albert, et. al. 2002. Molecular Biology of The Cell. Garland Science
Oliver Schmidt, Nikolaus Pfanner, & Chris Meisinger. 2010. Mitochondrial protein import: from proteomics to functional mechanisms. Online Journal. Nature Reviews Molecular Cell Biology 11, 655-667
W. Neupert. 1994. Transport of Proteins Across Mitochondrial Membranes. Journal. Clinical Investigator 72: 251-261
N. Pfanner & W. Neupert. 1989. Transport of Proteins into Mitochondria. Journal. Current Opinion in Cell Biology 1: 624-629





















No comments:

Post a Comment

Heterosis dan Potensi Peningkatan Produktifitas Agrikultur!

Pernah dengar istilah benih hibrida? Inilah heterosis, fenomena dibalik terciptanya benih hibrida! Heterosis merupakan fenomena di mana gene...

Yang Paling Sering Dibaca

Blog Archive